https://amperablitz.com/wp-content/uploads/2024/05/BANER-RAMADAN-MEDIA-1-scaled.jpg

Bappeda Kab. OKI Melaunching Aplikasi SEPEDA OKI Untuk Menjawab Tantangan Perubahan Era Digital.

Advertorial

AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir — Dalam rangka untuk mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan, monitoring, dan evaluasi kinerja program atau kegiatan pembangunan bagi organisasi perangkat daerah (OPD) counterpart Bidang Perekonomian dan SDA secara digital, efektif, efisien, praktis, mudah dan cepat.

Maka Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI) melalui
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) OKI berinovasi.

Dimana inovasi tersebut didasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini yang serba mengandalkan perangkat aplikasi untuk memudahkan aktivitas.

Dalam kesempatan pada Selasa (10/9/2024) sejumlah perwakilan OPD mengikuti sosialisasi dan juga bimbingan teknis tentang penggunaan aplikasi SEPEDA OKI (sistem elektronik perencanaan ekonomi daerah).

Kegiatan dibuka langsung Kepala Bappeda OKI, Aidil Azwari SP MSi yang mengatakan melalui aplikasi SEPEDA OKI, maka kedepannya aplikasi ini banyak bermanfaat dan menjadi satu sistem terintegrasi semua bidang.

“Kami berharap semua hadirin agar dapat mendukung langkah inovasi ini dengan berkomitmen menerapkan aplikasi SEPEDA OKI pada OPD masing-masing,” katanya dihadapan para hadirin sekalian.

Menurutnya, aplikasi begitu penting dan bermanfaat dalam mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan dan monitoring terhadap OPD bisa dilakukan dengan mudah.

“Untuk itu, kiranya Bapak/Ibu dapat mengikuti kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis aplikasi SEPEDA OKI secara serius dan fokus sehingga kita semua memperoleh pemahaman yang baik,” ungkapnya.

Sementara itu, selaku narasumber yang sekaligus juga Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Dr. Dikko Alrakhman, S.I.A., M.E. menyampaikan kegiatan sosialisasi dan bimtek dilaksanakan SEPEDA OKI ini memudahkan proses perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan ekonomi OPD counterpart bidang PSDA.

“Adanya aplikasi SEPEDA OKI ini maka akan menghasilkan efisiensi anggaran atau penghematan pengeluaran atas pelaksanaan monitoring dan evaluasi,” jelasnya.

Dikatakan Dikko selama ini dalam penyusunan perencanaan belum terintegrasi. Sehingga monitoring dan evaluasi masih dilakukan secara manual.

“Teruntuk sejumlah stakeholder Bappeda, bagi OPD counterpart bidang PSDA manfaat dari aplikasi ini adalah meningkatkan efektivitas tatalaksana perencanaan, monitoring dan evaluasi lingkup OPD,” paparnya.

Bukan itu saja, termasuk dalam hal pelaporan dilakukan dengan tepat waktu dan memudahkan kepala OPD memantau perkembangan dan mengevaluasi kegiatan.

“Jadi jelas adanya aplikasi ini memberikan kemudahan bagi aparatur internal OPD dalam mengakses output kegiatan yaitu dokumen atau laporan,” terangnya.

“Bagi instansi pengawas daerah yaitu inspektorat dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi karena memberikan akses dalam memantau kinerja OPD tersebut,” sambungnya.

Dikatakan, aplikasi ini didukung dengan penggunaan teknologi informasi yang tersistem dan terintegrasi.

Strategi transformasi digital adalah suatu inovasi yang dapat berguna baik bagi internal maupun eksternal organisasi Bappeda.

“Aplikasi ini dikhususkan pada bidang perekonomian dan sumber daya alam. Untuk lingkup integrasi proses perencanaan, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan tahunan atau RKPD/Renja PD,” paparnya.

Dikatakan kembali, adapun cakupan OPD sasaran yaitu sebanyak 9 OPD counterpart bidang PSDA yaitu BPKAD, BPPD, DPM PTSP. Lalu adanya dinas koperasi, UMKM dan Perindustrian.

Termasuk juga dinas perdagangan, DKPTPH, Disbunnak, Dinas Perikanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

“Aplikasi SEPEDA OKI perlu didukung keberlanjutannya baik jangka menengah maupun jangka panjang. Pada jangka menengah yaitu menguatkan perubahan dengan memantapkan budaya kerja organisasi Bappeda termasuk OPD counterpart bidang Perekonomian dan SDA, dan merumuskan konsep pemanfaatan dan penggunaan database strategis sektor Perekonomian dan SDA” sebut dia.

“Di jangka panjang adalah memperluas penggunaan sistem integrasi digital perencanaan, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan ke seluruh OPD,” sambungnya.

Dikko mengatakan, dengan adanya aplikasi ini maka tahapan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara digitalisasi.

“Selama ini masih ada indikator yang tidak sesuai antara perencanaan sampai ke tahap evaluasi. Dengan adanya aplikasi ini dapat menjadi terintegrasi,” pungkasnya.

Exit mobile version