AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir — Belasan pasien anak di bawah lima tahun terbaring di ruang perawatan bayi dan anak-anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir lantaran diserang penyakit diare.
Penyakit tersebut lebih mendominasi dalam satu bulan terakhir ini, akibat perubahan cuaca memasuki musim kemarau dan dampak dari kualitas yang buruk.
Sepanjang bulan September 2023 tercatat sebanyak 15 pasien yang terserang diare, meningkat dari bulan-bulan sebelumnya.
Saat ditemui salah satu orang tua pasien, Efransyah mengatakan anaknya yang baru berusia 5 bulan sudah di rawat di RSUD Kayuagung sejak 3 hari terakhir.
“Terpaksa membawa anak kesini karena terserang muntaber (muntah dan berak). Sekarang masih dirawat di ruang anak,” ujarnya saat ditemui pada Kamis (14/9/2023) siang.
Menurutnya gejala penyakit pada anaknya disebabkan belakang ini kondisi kabut asap pekat sangat dirasakan masyarakat Kecamatan Pedamaran. Khususnya saat pagi dan sore hari.
“Saya rasakan kalau pagi hari kabut asap pekat, lalu siang harinya hilang dan sore kabut asap kembali banyak dan cuaca lagi tidak bagus belakangan ini,”
“Jadi kemungkinan pengaruh pengaruh asap inilah yang membuat anak saya terjangkit penyakit muntaber,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan orang tua pasien, Yunanda asal Kecamatan Sp Padang yang mengeluhkan anaknya yang berusia 1,5 tahun menderita penyakit diare sejak 2 hari terakhir.
Disebutkan jika timbulnya penyakit diare ini terjadi karena cuaca musim kemarau.
“Memang kondisi cuaca sekarang ini tidak menentu, bahkan air sungai juga sudah mulai surut. Jadi banyak anak terserang penyakit,” tuturnya.
“Bukan hanya anak saya, diruangan ini juga ada beberapa anak lainnya yang juga dirawat karena diare,” imbuhnya.
Sementara itu Direktur RSUD Kayuagung, Dr Asri Wijayanti melalui Humas, Renny Qurniati menyebutkan untuk pasien diare mengalami peningkatan. Namun belum sampai Kejadian Luar Biasa (KLB) dampak perubahan cuaca.
“Pasien yang dirawat di ruangan ini rata-rata terserang penyakit diare, memang masalahnya faktor dari air minum yang tidak dimasak, atau dari makanan ataupun faktor cuaca buruk juga bisa,” tutur Renny.
Dijelaskan untuk pasien diare yang dirawat di rumah sakit belakang memang meningkat dengan jumlah total mencapai 15 anak-anak.
“Kalau untuk pasien ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang dirawat dari Januari sampai Agustus ada 11 anak-anak dan 4 dewasa. Belum terjadi peningkatan berarti atau belum KLB,” pungkasnya.