AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir — Dalam rangka memperingati hari HIV/Aids sedunia, Lapas Kelas 2 B Kayuagung melaksanakan kegiatan skrining bagi puluhan warga binaan pemasyarakatan atau WBP.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama klinik lapas dan Puskesmas Kutaraya sebagai mitra kesehatan.
Disampaikan Perawat Pelaksana Klinik lapas, Eka Riadi langkah ini diambil sebagai komitmennya meningkatkan derajat kesehatan warga binaan, khususnya dalam pencegahan dan penanganan penyakit menular.
“Skrining HIV dan sifilis ini merupakan program dari pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dengan tujuan untuk deteksi dini yang menyasar kelompok berisiko salah satunya yaitu WBP yang berada dalam lapas,” katanya ditemui pada Selasa (10/12/2024) sore.
Menurut Eka, skrining HIV dan sifilis terhadap warga binaan dilakukan melalui rapid test untuk mendeteksi apakah adanya penyakit tersebut.
“Sampai dengan sekarang ada 50 warga binaan mengikuti skrining ini. Khususnya bagi mereka yang baru masuk atau pindah untuk menghuni lapas Kayuagung,” tutur dia.
“Dari total 1.080 orang WBP, tidak ada satupun yang terkena positif HIV ataupun sifilis,” sambungnya.
Dikonfirmasi terpisah Kalapas Kayuagung, Jepri Ginting didampingi Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), Kiagus Muhammad Alfareza mengatakan skrining bertujuan guna mendeteksi dini dan mencegah penyebaran HIV dan sifilis di lingkungan lapas.
Dikatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kesehatan para WBP sekaligus mendukung program nasional dalam penanggulangan penyakit menular.
“Kami berharap skrining ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga binaan tentang pentingnya kesehatan, khususnya dalam pencegahan HIV dan sifilis,” ujarnya.
Selain itu, Jepri menyebut petugas Puskesmas Kutaraya memberikan edukasi kepada WBP tentang cara pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual sebelum pemeriksaan dilakukan.
“Selama pelaksanaan berlangsung terlihat WBP yang berpartisipasi antusias mengikuti rangkaian pemeriksaan, meliputi pengambilan sampel darah dan konsultasi kesehatan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, iya berharap dapat tercipta lingkungan lapas yang lebih sehat dan bebas dari stigma terhadap HIV/AIDS, serta mendorong upaya pencegahan di masa mendatang.
“Kami memastikan WBP mendapat hak kesehatan layak dan dengan deteksi dini, kami bisa memberikan intervensi yang tepat mencegah penyebaran dan memperbaiki kualitas hidup mereka,” tukasnya.