AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir — Hutan mangrove merupakan salah satu sumber tanaman penghasil oksigen yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia.
Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu menjaga habitat hewan di air. Sehingga masyarakat bisa memanfaatkan lahan ini untuk mencari kehidupan.
Hal tersebut disampaikan Kasi Ter Kasrem 044/Gapo, Kolonel Arm Kusdi Yuli Suhanda seusai melaksanakan penanaman 10.000 bibit mangrove di
Tanjung Tapa, Desa Simpang Tiga Jaya, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
“Hari ini kita ikut melaksanakan penanaman 1.100.000 bibit mangrove serentak bersama 370 jajaran TNI di seluruh Indonesia yang dibuka langsung oleh presiden RI dan kegiatan berjalan lancar,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Rabu (17/5/2023) pagi.
Lebih lanjut dikatakan, jika kegiatan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak setahun yang lalu dengan total lahan yang disediakan di kawasan Tanjung Tapa mencapai 265 hektar.
“Sampai sekarang bibit yang sudah tertanam sebanyak 233.575 batang yang menyebar di 205 hektar lahan. Jadi kedepan masih ada 50 hektar lahan tersisa yang masih dalam tahap persiapan penanaman,” sebutnya didampingi Kasdim Mayor Czi Syaipul Anwar.
Menurut perwira menengah tinggi ini, wilayah luasan penanaman mangrove terbesar di Sumatera Selatan memanglah berada di Kabupaten OKI.
“Untuk di daerah (Kabupaten/kota) lain mungkin sudah diadakan juga. Namun gaungnya tidak semasif yang dikerjakan di OKI ini,” ungkapnya, didampingi Wakapolres OKI, Kompol Dwi Citra Akbar.
Dikatakan jika pencapaian berkat kerjasama antara TNI, polri, pemda OKI, masyarakat dan didukung oleh PT OKI Pulp dan Paper serta PT BAP (penyedia lahan konservasi).
“Kedepan kita akan terus menggalakkan penanaman mangrove ini khususnya di wilayah pesisir pantai,” tambah dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kuasa Direksi PT OKI Pulp and Paper, Gadang Hartawan mengatakan jika penanaman mangrove pertama di mulai tahun 2018 dengan luas 67 hektar (100.000 batang). Dimana setiap hektarnya mampu ditanami 1.200 batang.
Ditahun selanjutnya kembali dilakukan penanaman mangrove dilahan seluas 61 hektar (70.000 batang) dan 70 hektar (120.000 batang).
“Dilokasi lain juga sekarang sedang ada tim melakukan penanaman sebanyak 50 hektar. Artinya nanti jika keseluruhan lahan 265 hektar sudah tertanam akan ada ratusan ribu batang mangrove yang tumbuh di pesisir pantai,” sebutnya.
Dengan banyaknya pohon mangrove, menurut Gadang hal ini untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi biota laut dan menghidupkan tumbuhan bakau.
“Kita lihat contohnya saja yang awalnya hamparan disini adalah tanah terbuka, tidak ada namanya potensi tanaman, tumbuhan dan binatang disini,”
“Tetapi setelah kita melakukan penanaman seperti ini sudah terbukti banyak nelayan yang sudah mengambil lokat (salah satu jenis tanaman bakau) yang biasa mereka ambil sampai puluhan karung dari dalam area mangrove, karena memang tumbuh dengan sendirinya,” ujar Gadang.
Selian itu juga untuk binatang seperti ikan dan kepiting (rajungan) juga datang dengan sendirinya.
“Menurut saya ini merupakan suatu manfaat yang begitu besar bagi pengembalian ekosistem dan otomatis ekonomi masyarakat bisa menjadi meningkat,” pungkasnya.