AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir — Puluhan petani yang berada Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan menunjukkan pencapaian signifikan produksi padi.
Puluhan petani di sana merasa senang dengan hasil panen kedua pada tahun 2025 yang melimpah mencapai 8 ton padi per hektar, ditambah lagi dengan harga jual gabah kering giling yang mencapai Rp 6.800 per kilogram.
Mereka berencana meningkatkan intensitas tanam dari IP 200 menjadi IP 300, artinya mereka akan melakukan tiga kali tanam dalam setahun.
Saat dikonfirmasi, Edi Purwanto, salah satu petani yang memiliki lahan 2 hektar, mengungkapkan bahwa ia berhasil mendapatkan 16 ton padi. Ini merupakan peningkatan dari panen perdana yang hanya menghasilkan sekitar 15 ton.
“Tadi kami sudah melakukan kegiatan ubinan (sampel untuk mengetahui dalam satu hektar mendapatkan berapa ton), dihasilkan 5,5 kilogram atau ditotal dalam satu hektar mendapatkan 8 ton padi,” ujarnya.
Dalam prosesnya, dikatakan Edi bahwa petani menghadapi beberapa tantangan seperti serangan hama pengerek batang dan kresek (hama daun bakteri), namun masih dapat diatasi dengan penggunaan obat pengendali hama.
“Hama yang bisa dikendalikan, maka membuat hasil panen para petani disini menjadi semakin meningkat,” kata Edi.
Saat disinggung mengenai modal tanam padi, Edi menjelaskan bahwa untuk per hektarnya membutuhkan modal sekitar Rp 15 juta yang mencakup pengolahan tanah, pembuatan bedengan sawah, cabut bibit, tanam, serta perawatan seperti pemberian pupuk dan penanggulangan hama.
Membuat para petani bisa menghasilkan pendapatan Rp 54 juta setiap kali panen.
“Adapun rincian modal tanam padi dimulai dari olah tanah memerlukan modal Rp 1,9 juta per hektar dengan peruntukkan 2 kali pengolahan tanah memakai traktor roda dua dan roda empat,”
“Setelah itu, membayar pegawai untuk membuat bedengan sawah senilai Rp 800.000 perhektar, lalu kegiatan cabut bibit dan tanam total Rp 2.200.000 dan biaya perawatan seperti pemberian pupuk dan penanggulangan hama dan penyakit mencapai Rp 10.000.000,” terangnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPTPH) OKI, Irawan melalui Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Yusman bahwa untuk di Kecamatan Lempuing memang terbilang mengalami peningkatan signifikan.
Saat ini rata-rata per hektar diangka 7 sampai 8 ton, dan tertinggi dibandingkan dengan daerah lain.
“Sedangkan kami juga menghimbau bagi para petani untuk meningkatkan tanam dari yang sebelumnya 2 kali menjadi 3 kali,” ungkapnya.
Dijelaskan pencapaian sejalan dengan program presiden terkait ketahanan pangan dan upaya menjadikan daerah -daerah Indonesia swasembada pangan.
“Dengan peningkatan produksi padi dan pengelolaan pertanian yang efektif, petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir menunjukkan potensi besar mendukung tujuan nasional ketahanan pangan,”
“Tentunya membuat ekonomi para petani juga semakin meningkat dan mensejahterakan rakyat,” tambahnya.
Sementara itu Officer Syngenta wilayah OKI, Muhammad Danu Wijaya mengaku salah satu faktor pendongkrak naiknya hasil panen padi yakni keberhasilan petani dalam mengendalikan hama.
Dengan memanfaatkan produk pestisida dari Syngenta telah terbukti memberikan perlindungan signifikan pada tanaman padi dari hama ngerusak yaitu pengerek batang padi dan hama wereng.
“Untuk pengendalian hama wereng dari syngenta ada produk insektisida plenum 50 WG dan untuk pengendali hama pengerek batang padi ada produk pestisida yakni virtako 300 SC,” ujarnya.
Masih kata Danu, menerapkan management penyemprotan syngenta yang memberikan perlindungan ekstra terhadap tanaman padi, menjadi salah satu solusi yang diandalkan petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
“Harapannya, makin banyak petani yang mengenal produk Syngenta dan memakainya sesuai rekomendasi,” ujarnya.
Menurut Danu hal tersebut menjadi arah upaya mewujudkan harapan menanam padi dengan sistem IP300 sebagai langkah signifikan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat.
“Hal ini sejalan dengan program Bapak Presiden RI Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya ketahanan pangan dan menjadikan daerah-daerah di Indonesia sebagai swasembada pangan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan Babinsa Danramil 402/10 Kayuagung, Kopda Andi Okta Ferdinand, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Rozali, staff Tarnadi dan petugas lapangan dan puluhan petani lainnya.