AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir —Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kayuagung menunjukkan inovasi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Melalui pemanfaatan optimal lahan brandgang seluas 5×70 meter persegi, petugas lapas menyulap area kosong menjadi peternakan ayam petelur yang produktif, lahan penanaman berbagai jenis sayuran.
Program dimulai sejak tahun 2023, bukan hanya berkontribusi terkait dengan ketahanan pangan. Namun berfungsi sebagai program pembinaan berbasis reintegrasi sosial bagi 1.060 seluruh warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Diutarakan Kepala Lapas Kelas IIB Kayuagung, Syaikoni melalui Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Binadik), M Yusuf bila inisiatif ini bertujuan memberikan keterampilan baru relevan bagi warga binaan.
“Program peternakan ayam petelur ini bagian integral dari pembinaan berbasis ketahanan pangan dan reintegrasi sosial,” ungkap Yusuf saat diwawancarai wartawan pada Rabu (9/7/2025) siang.
Menurut Yusuf, kegiatan ini secara signifikan mendukung pemenuhan kebutuhan gizi harian dilingkungan lapas. Dengan produksi telur yang melimpah untuk konsumsi WBP.
“Saat ini, sebanyak 250 peternakan ayam petelur mampu menghasilkan rata-rata 12,5 – 15 kilogram perhari,”
“Seluruh hasil produksi telur akan didistribusikan langsung ke dapur lapas untuk dikonsumsi oleh para warga binaan,” jelas dia.
Diceritakan awal mula program ini dimulai dengan pembelian 250 ekor bibit ayam petelur yang berusia 14 minggu dari peternak di Lampung.
“Setelah dirawat, ayam-ayam mulai produktif bertelur saat mencapai usia sekitar 6 bulan hingga berusia sampai 2 tahun lebih. Namun semakin tua usia ayam telur yang dihasilkan semakin sedikit,” ujarnya.
Saat disinggung terkait perawatan ayam-ayam petelur, Yusuf mengaku melibatkan kolaborasi antara petugas lapas dan warga binaan.
Dimana setiap pukul 08.00 WIB, mereka membersihkan kandang dan mengumpulkan kotoran ayam untuk dimasukkan ke dalam karung.
“Setelah kandangnya bersih, kami membersihkan pipa panjang tempat air minum ayam. Baru selanjutnya kita beri makanan berupa dedak, jagung, konsentrat,”
“Lalu barulah tempat penyimpanan air minum diisi kembali,” terang Yusuf, menggambarkan rutinitas harian perawatan ayam petelur.
Meskipun demikian, budidaya ayam petelur ini tak luput dari tantangan, terutama saat musim penghujan.
Yusuf mengakui saat musim hujan seringkali menyebabkan kematian ayam meningkat dan produksi telur menjadi menurun drastis.
“Kami juga harus memperhatikan air minum jangan sampai berwarna kuning atau kotor, karena sebabkan penyakit hingga ayam bisa mati,” sambungnya.
Selain peternakan ayam, lapas Kayuagung memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam berbagai jenis sayur-sayuran.
Dengan berbagai program yang telah diterapkan, pihaknya berharap dapat melatih warga binaan dalam budidaya ayam petelur, bercocok tanam. Sehingga dapat mendorong motivasi berwirausaha setelah mereka bebas nantinya.
“Kami berharap, program ini dapat membantu warga binaan mempersiapkan diri untuk kembali kemasyarakat dengan keterampilan yang baru,” pungkasnya.