AmperaBlitz.com, Ogan Komering Ilir — Cuaca panas yang melanda Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan belakangan ini mengakibatkan terjadinya peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutlah).
Sekitar kurang lebih 10 hektar lahan semak belukar dan rumput ilalang di Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir hangus terbakar.
Dikatakan Kepala Manggala Agni Daops XVII OKI, Edi Satriawan lahan gambut tersebut terbakar pada Minggu (11/6/2023) lalu. Dia menyebutkan lahan yang terbakar merupakan lahan tidak produktif.
“Area yang terbakar merupakan semak belukar dan berada di lahan mineral, dengan estimasi luasan sekitar 10 hektar. Namun sudah berhasil kita padamkan,” katanya saat dikonfirmasi awak media, Selasa (13/6/2023) sore.
Poto : petugas gabungan TNI, Polri, Perusahaan, masyarakat dan Manggala Agni saat melakukan proses pemadaman.
Dikatakan Edi, selama proses pemadaman terdapat beberapa kendala yang ditemui seperti jarak tempuh dari pusat Kayuagung sekitar 2,5 jam untuk sampai ke Desa Kayulabu.
Belum lagi untuk menuju kelokasi titik lahan terbakar masih dibutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu.
“Total dibutuhkan waktu 2 hari untuk melakukan proses pemadaman, yang mana proses pemadaman melibatkan setidaknya 30 orang petugas gabungan TNI, Polri, perusahaan dan masyarakat lengkap dengan mesin pompa air,”
“Selain dilakukan pemadaman lewat darat, upaya memadamkan juga dilakukan melalui udara dengan dikerahkan 1 unit helikopter water booming,” ujarnya.
Poto : Petugas gabungan saat menaiki perahu untuk menuju lokasi lahan terbakar.
Teruntuk hari ini, Edi menyebut para personil tengah melalukan pemadaman dengan moping up (pendinginan) untuk menghabiskan sisa – sisa bara api yang masih mengeluarkan asap.
“Sengaja hari ini kami menyusuri lokasi tersebut untuk memastikan api benar-benar padam dan tidak adalagi potensi munculnya titik panas (hotspot) kembali di lahan mineral tersebut,” ungkapnya.
Menurutnya saat ini kondisi cuaca memang sudah memasuki musim kemarau dan otomatis tingkat kerawanan juga meningkat.
“Secara gambaran umum kita lihat dari debit air sungai Komering yang mulai surut dan dangkal, jadi kemungkinan anak-anak sungai lainnya juga airnya sudah mulai berkurang dan otomatis potensi lahan terbakar lebih tinggi,” beber Edi.
Guna mengantisipasi cuaca panas, hari ini untuk wilayah OKI dilakukan modifikasi cuaca TMC atau hujan buatan.
Maka setelah adanya modifikasi cuaca ini diprediksi kedepan hujan akan lebih sering turun.
“Alhamdulillah juga semalam dan pagi ini ada hujan intensitas sedang. Kalau kita lihat juga seharian ini cuaca mendung dan kemungkinan nanti malam akan kembali turun hujan,” sebutnya.
Meskipun cuaca sedang bersahabat, namun anggotanya tetap mengantisipasi dilapangan dengan membawa alat pemadam.
Patroli terpadu untuk bulan Juni ini di fokuskan di Kecamatan Tanjung Lubuk (Desa Kotabumi), Pampangan (Desa Secondong), Pedamaran Timur (Desa Gading Raja) dan Tulung Selapan (Desa Ujung Tanjung).