Hingga Agustus 2022 Ini 100 Hektar Lahan di OKI Terbakar.

Uncategorized9 Dilihat

AmperA Blitz.com : Kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang tiap tahunnya kerap menjadi perhatian berbagai kalangan masyarakat, nanun hingga pertengahan tahun 2022 ini justru mengalami penurunan.

Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, hingga bulan Agustus tahun 2022 luas lahan gambut yang terbakar di bawah angka 100 hektar.

Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin mengatakan penyebab menurunnya angka karhutlah yaitu karena masih tingginya curah hujan di wilayah OKI meskipun dalam bulan-bulan kemarau.

“Bersyukur masih banyak hujan. Seperti dua hari terakhir tidak hujan kondisi gambut masih terendam air,”

“Jadi, walaupun terbakar di bagian atas lahan tetap mudah dipadamkan karena masih ada genangan air dibawahnya,” ungkap Listiadi.

Meski demikian, pihaknya tetap waspada di lapangan dengan berusaha menjaga gambut tetap basah.

“Tak hentinya juga kuta imbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar walaupun masih turun hujan seperti saat ini,” terangnya.

Selanjutnya saat disinggung soal adakah daerah yang mengalami kekeringan sejauh ini. Ia menuturkan tidak lagi ada ada kemarau dan karhutlah hebat.

“Bahkan meski pun karhutlah parah pada 2015 lalu, untuk di kabupaten OKI tidak ada daerah yang mengalami kekeringan,”

“Kalau kebutuhan air bersih ya cukup, ditambah ada hujan deras beberapa waktu lalu bertambah banyak simpanannya,” jelas dia.

Listiadi berharap ke depan akan turun hujan deras. Sehingga gambut tetap terendam dan OKI tidak ada tambahan lagi lahan terbakar apalagi di lahan gambut.

“Untuk beberapa hari terakhir ini juga belum ada laporan terpantau hotspot maupun fire spot,” urainya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Manggala Agni Daops XVIII OKI, Candra Irfansyah S.Hut menambahkan laporan dari tim di lapangan hampir merata cerah sampai cerah berawan.

“Tetapi karena efek hari sebelumnya hujan yang juga hampir merata sehingga pada Rabu sampai Jumat kondisi lapangan masih basah,”

“Kemudian melalui patroli udara di wilayah OKI tidak terpantau adanya hotspot oleh satelit maupun fire spot,” tandasnya.